Pinalti.news - Pemerintah Indonesia memperluas fokus pasar ekspornya dengan mengikutsertakan negara-negara anggota BRICS dan negara-negara yang tergabung dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) untuk menangkal dampak tarif timbal balik AS.
"Indonesia baru saja bergabung dengan BRICS dan telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan CPTPP. Ini diharapkan dapat membuka pasar-pasar baru, baik Inggris, Meksiko, maupun negara-negara Amerika Latin lainnya," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam jumpa pers daring mengenai perkembangan perundingan dagang Indonesia-AS, Jumat.
Ia menjelaskan, perluasan pasar ini sejalan dengan upaya penyelesaian sejumlah perjanjian dagang strategis, seperti Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA).
"Kami telah berkomunikasi dengan komisioner IEU-CEPA, dan mereka kini sangat terbuka dan menginginkan (perundingan) IEU-CEPA segera dirampungkan. Ini perubahan yang cukup mendasar," imbuhnya.
Airlangga menegaskan, perluasan pasar ekspor ke negara-negara BRICS, CPTPP, dan Uni Eropa merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk memitigasi tekanan tarif AS sekaligus meningkatkan daya saing ekspor nasional di pasar global.
Sementara itu, ia menegaskan, Indonesia terus mendorong perundingan perdagangan bilateral dengan AS.
Sebagai bagian dari perundingan, pemerintah mengajukan usulan kerja sama yang memuat lima kepentingan nasional, yaitu pemenuhan kebutuhan energi, pengamanan akses pasar ekspor yang kompetitif, deregulasi usaha dalam negeri, penguatan rantai pasok industri strategis dan mineral penting, serta peningkatan kerja sama iptek di sektor kesehatan, pertanian, dan energi terbarukan.
Ia menyoroti bahwa pendekatan Indonesia tersebut mendapat respons positif dari pejabat tinggi AS, termasuk dari Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), Departemen Keuangan AS, dan Departemen Perdagangan AS.
"Dialog dan pembahasan teknis terperinci akan dilakukan dalam dua minggu ke depan," ujarnya.
Airlangga juga mencatat, Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang terlibat aktif dalam proses perundingan dengan AS menyusul kebijakan tarif timbal balik Presiden Donald Trump.
Ia menyatakan langkah ini dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia.
Saat ini, Indonesia tengah menyiapkan lima sektor khusus yang akan dibahas lebih lanjut dengan AS. Indonesia juga telah membentuk kelompok kerja untuk mempercepat proses pembahasan.
Di forum multilateral, Indonesia terus mendorong perdagangan yang adil dan setara serta menolak pandangan bahwa kerja sama ekonomi harus bersifat zero-sum game.
Sumber: Antara