Kemarin "Jumbo" pecahkan rekor, industri TI terdampak tarif AS


Poster film animasi JUMBO

Pinalti.news - Kanal hiburan, gaya hidup, teknologi, dan otomotif PINALTI pada Senin (7/4) di antaranya menyiarkan warta tentang rekor penonton film animasi dalam negeri "Jumbo", pemulihan pola tidur setelah masa libur, kiat mengatasi kecemasan, dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) pada industri teknologi informasi (TI), dan tren pembelian mobil baru.

Film animasi "Jumbo" berhasil menarik total satu juta penonton hingga Minggu (6/4), tujuh hari sejak penayangan perdananya pada 31 Maret 2025. Film animasi ini sukses memecahkan rekor jumlah penonton film animasi dalam negeri yang selama delapan tahun dipegang oleh "Si Juki the Movie: Panitia Hari Akhir" (2017).

Mereka yang pola tidurnya berubah selama libur Lebaran perlu memulihkan kebiasaan tidur menjelang akhir masa libur, sebelum kembali ke rutinitas kerja atau sekolah. Dokter spesialis kesehatan tidur menyarankan pemulihan pola tidur secara bertahap, sedikit demi sedikit.

Perubahan dari suasana santai semasa liburan menuju ke masa kembali ke sekolah bisa membuat anak berusia enam sampai 12 tahun mengalami kecemasan. Masalah yang disebut post holiday blues ini dapat diatasi dengan menerapkan strategi T.E.R.A.T.U.R, yaitu Terapkan jadwal serupa sekolah, Evaluasi dan ulangi kebiasaan belajar, Rangsang interaksi, Aktifkan minat sekolah, Tumbuhkan perasaan positif, Ulangi rutinitas pagi, dan Ringankan kecemasan.

Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengemukakan bahwa kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat berpotensi melemahkan sektor usaha telekomunikasi dan teknologi informasi (TI) di Indonesia.

Hampir 20 persen pembeli mobil baru di Amerika Serikat (AS) menggunakan skema pinjaman dengan masa pembayaran angsuran tujuh tahun atau 84 bulan menurut situs jual beli mobil Edmunds. Data itu menunjukkan bahwa konsumen kendaraan mengalami kesulitan keuangan.

Sumber: Antara

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama